Mengerti, Mencari dan Menumbuhkan Cinta.

Jangan Sampai Ada Matahari di Kepalamu


Semua orang pasti ingin sukses, kita tidak akan bahas apa itu sukses dan kenapa kita harus sukses. Tapi kita akan mencoba menyimak sebuah cerita dari seseorang yang sukses dan ingin anak-anaknya sukses. Mungkin hal ini juga bisa kamu jadikan sebuah pembelajaran.

     Ada seorang pengusaha yang sukses, dia juga berprofesi sebagai ayah dari 2 anak laki-laki. Suatu hari ia jatuh sakit keras dan dokter mengatakan bahwa ia tidak bisa bekerja dan waktu dia untuk hidup sudah memasuki hitungan mundur. Sang pengusaha ini memikirkan usahanya dan melihat apakah anak-anaknya bisa menjalankan usaha tersebut. Setelah ia pikir lama, ia menjual usahanya. Dengan uang hasil penjualan usahanya ia membagikan kepada kedua anaknya.

    Tujuan ia membagikan adalah agar anak-anaknya ini mencoba membuka sebuah usaha dari 0 sama seperti dirinya sendiri. Ia melihat bahwa anak-anaknya harus di didik dan tidak hanya menikmati saja. Sehingga ketika pengusaha ini sudah tiada, maka anak-anaknya dapat hidup mandiri dan menjalankan usaha mereka masing-masing. Mereka harus mengerti yang namanya berjuang, hal ini tidak lepas dari kekawatiran sebagai orang tua.

      Tibalah hari pembagian. Kedua anak berdiri di hadapan  ayah mereka dan menunggu. Sang ayah langsung membagikan sebuah toko ke mereka, dan menyuruh mereka belajar menjalankan toko tersebut. Kemudian sang anak bertanya "Bagaimana caranya agar aku bisa berhasil seperti ayah?", tentu saja hal ini ditanyakan karena anak-anak ini melihat bahwa ayah mereka pernah mempunyai usaha yang sukses dan mereka belum memiliki pengalaman. Sang pengusaha ini tersenyum dan berkata "Jangan sampai kepalamu kena matahari". Kedua anak saling melihat dan mempertanyakan lagi rahasia kesuksesan ayah mereka. Pengusaha ini hanya tersenyum dan menyatakan bahwa hanya itulah rahasia kesuksesan yang ia miliki.





     Kedua anak ini pergi dan menjalankan usaha mereka. Berharap di waktu sang ayah yang makin menipis mereka dapat memberikan kelegaan pada sang ayah dengan memberitahu bahwa mereka sudah sukses.

     Setelah beberapa bulan, kedua anak ini dipanggil untuk bertemu dengan ayah mereka terakhir kalinya. Pengusaha ini menanyakan bagaimana usaha yang mereka jalani, apakah mereka sukses dan bekerja dengan baik. Anak pertama menyatakan bahwa ia sedang menuju kebangkrutan. Ia sudah menjalankan perintah ayahnya. Ia pergi ke tempat usaha menggunakan mobil dan pulang menggunakan mobil agar matahari tidak mengenai kepalanya. Sang anak mengeluh juga mengenai bagaimana karyawan tidak mau menuruti dia. Pengusaha hanya tersenyum dan mengatakan inilah yang namanya usaha. Kemudian ia memalingkan muka dan bertanya mengenai usaha dari anak kedua.

    Anak kedua, mengatakan bahwa ia sedang membangun tempat usaha yang kedua. Ia menuruti perkataan ayahnya. Pengusaha tersenyum dan anak pertama bertanya "apa beda yang kamu lakukan dengan yang aku lakukan, mengapa kamu bisa sukses sedangkan aku tidak?". Anak kedua mulai menjelaskan bahwa ia pergi ke tempat usaha sebelum matahari terbit, ia mengatur, membuat rencana dan juga membersihkan tempat usahanya sebelum semua karyawannya datang. Saat sore hari semua karyawan akan pulang, ia memiliki waktu untuk merenung dan membereskan tempat usahanya serta bercakap-cakap dengan karyawannya hingga matahari terbenam. Seluruh karyawannya melihat betapa rajin dan ramahnya anak kedua ini dan mulai mengikuti dia sebagai contoh, sehingga usaha anak kedua ini sangat berkembang.

      Sang ayah tersenyum dan memerintahkan anak pertama untuk rendah hati dan belajar dari anak kedua. Kemudian ia tersenyum kepada kedua anaknya dan meninggal dalam damai.

Rahasia Sukses

      Bekerjalah dengan rajin dan sepenuh hati. Sebuah kalimat dari sang ayah bisa dijadikan kunci untuk sukses. Tetapi semua ini tergantung dari sudut pandang mereka masing-masing. ketika kondisi yang diberikan sama maka cara berpikirlah yang akan menentukan aksi mereka. Cara pikir adalah sesuatu yang ada dalam diri manusia dan bisa dibentuk. Ketika kita hanya berpikir untuk kenyamanan diri maka kita akan berakhir seperti anak pertama.

    Tentu saja kita melihat kebijaksanaan sang ayah, yang melakukan hal ini sebelum ia meninggal. Ia tidak ingin anaknya hanya bertahan hidup dalam dunia ini melainkan dapat hidup dengan sepenuhnya dalam dunia dan memiliki bekal untuk menjadi orang yang bertanggung jawab. Semoga cerita singkat ini dapat membantu.

Source : Wordpress.

Komentar