Mengerti, Mencari dan Menumbuhkan Cinta.

Baper(Bawa Perasaan), Bagaimana Perasaan Menghancurkan Diri


"Coba pikirkan perasaan ku","Perasaanku sedang tidak baik-baik saja." Apakah anda pernah bertemu dengan orang-orang yang mengatakan hal seperti ini? Di satu sisi saya sadar, saat perasaan orang sedang tidak baik, mereka tidak bisa berpikir dengan baik dan bekerja secara maksimal. Namun hari ini banyak orang yang juga hanya mengikuti trend yang katanya mental health awareness ini, hanya untuk memuaskan ego mereka atau kalau boleh detil memuaskan rasa malas mereka dan keinginan mereka untuk dimanja. Apakah mental health tidak penting? Tidak, justru mental health ini penting. Namun yang dipermasalahkan adalah orang-orang yang menggunakan alasan mental health untuk ego mereka.

Kita bahas mengenai perasaan, ketika perasaan kita sedang buruk ataupun terlalu bahagia ada baiknya kita tidak mengambil keputusan. Karena seringkali keputusan itu adalah sesuatu yang tidak kita pikir dengan baik-baik dan hanya bedasarkan emosi sesaat. Maka kita akan mengambil keputusan yang cenderung instan(bila perasaan buruk) atau ingin membagikan rasa senang(bila perasaan terlalu bahagia). Coba perhatikan keputusan anda selama ini. Emosi atau perasaan ini mengatur banyak aspek dalam hidup kita tanpa kita sadari. 

Kalau perasaan senang kita tidak akan bahas terlalu jauh, meskipun karna terlalu senangpun kita bisa mengambil tindakan bodoh atau sesuatu yang berbahaya juga. Misalkan sedang saling kirim WA message dengan orang yang kamu sukai. Sekilas tidak apa-apa, namun hal ini dilanjutkan sambil menyetir di tengah jalan. Bukan kah ini tindakan berbahaya dan bodoh? Tentu iya(apapun alasan anda), bila memang sangat mendesak anda akan minggir dan telepon orang tersebut agar masalah cepat selesai atau menunggu sampai anda sampai di rumah, toh anda mempunyai alasan yang sangat tepat untuk tidak membalas, yakni sedang menyetir. 

Bagaimana dengan perasaan buruk? Perasaan buruk seringkali membuat kita berpikir instan karena kita sedang memiliki pikiran yang penuh atau stress maka kita sebagai mahluk hidup pada umumnya ingin menghindari perasaan ini(Tepatnya menghindari sesuatu yang menyakiti kita). Hewan ketika bertemu predator akan lari sekencang-kencangnya karena secara insting mereka tahu hewan ini dapat melukai mereka. Manusia juga sama kita memiliki insting pertama yakni perasaan(dibentuk dari pengalaman hidup). Saat kita bertemu dengan seseorang dan kesan kita pada orang itu buruk maka kita akan enggan berdekatan dengan orang tersebut. Karena kita mencari rasa aman untuk diri kita. Hal yang sama juga terjadi pada kita saat sedang stress dan perasaan kita buruk. Kita akan mencari rasa aman, salah satu caranya adalah mencari cara menghilangkan stress tersebut. Apakah hal ini baik? saya jawab baik.

Sekarang kita kembali kepada orang yang menggunakan perasaan mereka untuk menuruti ego mereka. Mereka ingin rasa aman dan menuntut semua orang memberikan rasa aman tersebut. Bagaimana bila seluruh dunia menjalankan hal ini? saya berani jamin yang namanya kematian pada anak-anak pasti tinggi. Orang tua sangat mengasihi anaknya, tak peduli perasaan anaknya. Maksudnya adalah saat seorang anak demam tinggi, si anak mengatakan saya tidak sehat dan dia tidak mau melakukan apapun. Tetapi orang tuanya menyeret dia keluar kamar dan memaksa dia ke dokter, yang mana dokter ini juga dibenci oleh sang anak karena dokter akan menusukan jarum suntik dan hal ini menyakitkan dia. Dalam kasus perasaan maka orang tua anak ini menyakiti hatinya, menghancurkan kepercayaan, dan lainnya. Kalau kita melihat perasaan sang anak, bukankah tindakan orang tua ini sangat kejam. Tapi inilah kasih dari orang tua dan realita yang ada, sang anak kalau tidak diobati dan disuntik oleh dokter maka sang anak akan memiliki resiko mati yang besar. Maka kita simpulkan saja, ego kita bila dituruti tanpa dipikir akan sangat merusak diri kita.

Maka apa yang harus kita lakukan di saat perasaan kita tidak baik? Diam dan sadari realita yang ada. Banyak orang terlalu memikirkan perasaan mereka sehingga mereka tidak melihat realita yang terjadi. Mereka ingin mencari rasa aman, nyaman dan tanpa tekanan apapun. Namun sekali lagi kita harus lihat realitanya, dan tidak usah menyuruh orang lain mengerti perasaanmu. Memang masalah tidak akan segera selesai namun bila anda tidak peduli terhadap masalah anda, maka masalah ini akan makin membesar dan makin membebani perasaan anda. Buat rencana untuk menghadapi masalah anda, bila anda merasa tidak mampu cobalah meminta bantuan dari keluarga, teman dekat ataupun tenaga profesional pada area yang anda hadapi. Perasaan tidak baik akan selalu ada, namun segera selesaikan sebelum perasaan ini merusak hidup anda lebih lanjut.

Pikirkanlah pelan-pelan dan mulailah selesaikan masalah yang anda hadapi. Lihat apa yang anda miliki, kalau anda belum memiliki apa-apa atau siapapun maka mulailah berusaha. Segala sesuatu dimulai dari 1 langkah kecil. Lalu bagaimana dengan orang yang memanfaatkan perasaan mereka ini untuk memuaskan ego mereka? Sayangnya, yang bisa kita lakukan adalah memberitahu dan membantu mereka melihat realita. Saat mereka tidak mau dan menolak, maka kita tidak bisa melakukan apapun. Pada kondisi ini, semakin anda coba membantu maka dia akan makin masuk ke dalam jurang spiral yang justru menjunjung tinggi perasaannya. Dia akan mencari jawaban di tempat-tempat di media sosial yang mendukung dia atau sepemikiran dengan dia dan dia akan masuk ke jurang dalam yang kemungkinan tertolongnya sangat kecil. Maka jangan paksa, namun terimalah dia dan cobalah ajak dia pelan-pelan.



Note : 

Saat seseorang melarikan diri dari realita dan menunggu perasaan mereka baik, sebenarnya apa sih yang mereka harapkan? apakah mereka masuk ke dalam ostrich effect, di mana mereka berusaha menghindari sebuah informasi negatif dengan pura-pura tidak melihat, atau mereka masuk ke dalam illusion of control, di mana mereka berpikir bila emosi lebih baik maka dunia bisa dikendalikan lebih baik.

Komentar