Mengikuti Rahasia Orang Sukses yang Mana Lagi? Melawan Outcome Bias

 

Pernahkan lihat dalam Instagram mengenai "10 Rahasia orang sukses" atau "8 Kebiasaan orang sukses" dan berbagai macam cerita yang kira-kira mirip adanya. Banyak yang mengikuti namun hanya sedikit yang berhasil. Bagaimana dengan anda? Apakah anda mengikuti hal seperti ini? Mencoba hal atau kebiasaan baru tidaklah buruk. Namun bila kita berharap hasil yang sama seperti orang-orang yang telah sukses, mohon maaf, ada baiknya anda tidak berharap terlalu besar.

Kita Ingin Memperoleh Hasil yang Sama.

Kita tidak terlena dengan hasil dari jerih payah namun seringkali hanya hasil yang kita lihat. Kita lupa bahwa selain usaha, kadang juga ada keberuntungan yang berperan. Namun sekali lagi kita hanya melihat hasil. Apakah kita bisa meniru keberuntungan orang? tentu tidak, tapi kalau sebuah usaha akan lain cerita. Kita akan merasa bahwa ini adalah sesuatu yang mungkin dilakukan namun sama seperti keberuntungan, kadang meskipun kita meniru sama persis, hasilnya akan sangat berbeda. Fenomena ini terjadi dan disebut sebagai Outcome Bias

Bayangkan seperti ini. Kita memiliki 1000 monyet yang dibagi untuk memprediksi harga sebuah saham. Sebagian monyet memilih naik dan sebagian monyet memilih turun. Tentu saja monyet-monyet ini hanya asal memilih dan 1/2 dari monyet-monyet tersebut memilih dengan tepat, lalu kita ulangi proses-proses ini hingga tersisa 1 monyet yang terus-menerus membuat profit. Kemudian kita bertanya-tanya bagaimana monyet 1 ini melakukan hal itu, dia memprediksi harga saham dengan tepat. Namun saat anda membaca cerita ini dari awal, anda sudah dapat mengetahui alasan dari akurasi monyet ini. Jawabannya adalah probabilitas. Bagaimana bila anda tidak tahu cerita dibaliknya dan hanya mendengar media yang mempublikasikan "seekor monyet berhasil menemukan rahasia sukses dalam jual beli saham" atau "prinsip² sukses monyet dalam saham" mereka akan melihat cara dia makan pisang, jumlah pisang yang dimakan, bahkan cara berayun pun akan diperhatikan. Saat membaca media, kita akan mencari tahu rahasia dia sukses dan ingin seperti monyet tersebut, tapi hal ini tidak mungkin.

Kita hanya melihat keberhasilan seseorang/sesuatu tanpa tahu cerita kebenaran dibaliknya. Contoh : berapa banyak bisnis yang dibangun pada tahun yang sama dengan perusahaan X(perusahaan sukses) namun gagal? Sama seperti kasus monyet-monyet tersebut. Banyak bisnis yang bangkrut di awal, namun ada yang beruntung dan berhasil memperoleh keuntungan hingga akhir. Maka saya berani jamin anda dapat menemukan ratusan hingga ribuan kasus. Tapi kenapa hanya yang sukses yang diberitakan dan bahkan mempengaruhi kita? Tentu saja alasan utamanya adalah kita ingin berada di kesuksesan tersebut dan cerita mengenai kesuksesan selalu lebih menarik dari cerita kegagalan bisnis. Kedua, cerita kesuksesan sangat sedikit dan kita tidak perlu banyak belajar, kita mau intinya saja. Kalau cerita kegagalan, maka cerita ini sangat banyak dan orang tidak mau belajar dari bahan yang sangat banyak itu(siapa sih yang mau?).

Outcome Bias

Kemudian kita juga akan melihat orang membangun cerita dibalik kesuksesan mereka. Seperti di awal saya bilang, "rahasia sukses" yang dijadikan kebiasaan dan andapun bisa melakukan. Karena dia sudah sukses dan sekali lagi kita terjebak dengan outcome bias maka dia bicara apapun, akan kita turuti. Seperti yang saya sering lihat yakni meditasi selama 30 menit, olahraga 30 menit, sarapan jam sekian dan bekerja mulai jam sekian, memfokuskan waktu untuk meeting selama beberapa jam dan bla bla bla lainnya. Berapa banyak yang mencoba dan berhasil menjadi sukses seperti orang yang menulis? 


Tentu saja hasilnya tidak ada(yang kesuksesannya sama persis) namun kebiasaan ini kadang memang membuat hidup jadi lebih baik. Misal olahraga 30 menit, bagi orang yang tidak pernah olahraga, kebiasaan ini bila dituruti akan membuat dia lebih sehat, namun saya tidak yakin dengan kesuksesannya. Maka kita juga akan menemui orang-orang yang sudah merasa lebih "baik" ini juga membagikan cerita mereka. Mereka mulai mengkonfirmasi bahwa cerita-cerita atau rahasia sukses itu benar.

Kenyataannya bagaimana? Apakah kesuksesan itu benar-benar tidak ada rahasianya? Tentu saja ada, rahasia paling nyata pertama adalah uang. Saya memiliki teman yang membuka bisnis lalu bangkrut, kemudian dia buka bisnis lagi dan gagal lagi, kemudian membuka bisnis kembali dan akhirnya berhasil. Ceritanya akan menjadi berkat usaha, anugrah Tuhan dan kegigihan untuk pantang menyerah. Namun saya akan mengajak anda ke realitanya yakni uang. Membuka usaha itu tidaklah mudah, perlu modal. dia gagal berkali-kali dan membuka bisnis lagi maka akan ada modal yang dikeluarkan lagi. Selama dia memiliki uang maka berkali-kali bisnisnya gagalpun dia akan merasa aman dan akan terus memiliki kesempatan untuk mencoba. Bila anda tidak memiliki modal yang besar, ya jangan ditiru tanpa tahu rahasia dibaliknya. Tentu saja yang paling menyebalkan adalah saat dia mengeluarkan pernyataan bahwa semua ini dari hasil kerja keras dan pantang menyerah atau dimulai dari 0, secara garis besar dia mencoba mengatakan bahwa hidupnya tak jauh berbeda dengan kita. Perhatikan di sini, bahwa pada akhirnya dia juga menjebak kita pada liking bias. Liking bias membuat kita merasa bahwa kita memiliki bagian yang sama dengan orang tersebut. Baik latar belakang, usaha, kegigihan atau bahkan hanya ketertarikan secara fisik saja. Tanpa mengetahui bahwa seringkali jumlah modalnya berbeda. Namun sekali lagi uang atau modal ini adalah faktor pertama.

Rahasia kedua adalah pengalaman, ketika membuka usaha salah satu faktor paling penting adalah pengalaman atau pengetahuan dari pengalaman tersebut. Perhatikan cerita berikut yang juga merupakan jebakan dari outcome bias. Seorang juru masak sukses memiliki kawan yang sangat baik. Suatu hari kawan tersebut memohon untuk juru masak ini membagikan resepnya, bahkan dia rela membayar/beli resep tersebut. Karna dia kawan baik, maka juru masak itu akhirnya menjual resep tersebut. Setelah beberapa saat, juru masak ini dituntut karena penipuan. Juru masak ini dipanggil ke pengadilan karena resep yang diberikan tidak memberikan hasil seperti masakannya. Akhirya juru masak ini meminta seluruh bahan masakan dan dibacakan cara memasaknya sambil mengikuti resep tersebut tanpa pengurangan atau penambahan langkah dan bahan masakan. Hasilnya adalah makanan yang sangat enak sampai juri dan hakim memutuskan bahwa resep yang dijual benar-benar asli dan juru masak ini tidak menipu. Namun, kawannya mengajukan banding dan dia kemudian memasak dengan mengikuti resep tersebut sama persis seeprti yang dilakukan juru masak. Sayangnya hasilnya tidak sesuai ekspetasi bahkan bila dibandingkan dengan juru masak tersebut rasanya jauh sekali. Maka orang-orang mulai bertanya, apa yang berbeda, kenapa bisa berbeda, apakah karna cara dia memotong? Apakah karna cara dia menggoyangkan wajan? Satu hal yang kita tahu pasti bahwa perbedaan mereka ada di pengalaman mereka memasak. Maka berhati-hatilah saat anda lihat dari hasil akhirnya. Jangan-jangan kejadian seperti ini juga terjadi pada anda.

Rahasia ketiga yang juga merupakan rahasia umum yang diakui maupun sering tidak dilihat oleh masyarakat adalah keberuntungan. Apakah orang beruntung dalam bisnis banyak? kita akan lihat banyak sekali. Namun bila kita melihat fakta dan dihitung dengan baik, saya berani jamin bahwa angka tersebut sangat kecil. Bisakah kita meniru keberuntungan orang? Jawabnya tidak bisa. Di jawa(Sepengetahuan saya) ada tempat yang dikenal sebagai gunung kawi. Katanya saat anda ke sana dan berdoa atau beritual di sana maka bisnis anda akan lancar. Ini adalah kepercayaannya. Sudahkah kita melakukan survei? berapa banyak yang ke gunung kawi dan pulang berbisnis, kemudian dalam 3 tahun bisnisnya berkembang? berapa banyak yang gagal? Sayangnya hampir tidak ada surveinya, jadi kita tidak tahu berapa persen keberhasilan gunung kawi ini. Maka kita kembali ke yang namanya keberuntungan atau tepatnya pada probabilitas keberhasilan dari gunung kawi. Selama tidak 100% pasti sukses maka ini bergantung pada keberuntungan. Masalahnya, kita hanya fokus pada orang yang berhasil dan sombong. Karna bila tidak berhasil, biasanya diam-diam saja(siapa sih yang bangga kalau tertipu/gagal?).

Meski begitu, saya juga meyakini yang namanya kepercayaan atau tepatnya iman. Iman bisa membuat orang berubah, atau merubah hidup orang. Bila seseorang percaya pada alkitab yang menceritakan Kristus Yesus dan dia benar-benar percaya pada Yesus Kristus sebagai penebus dan juruslamat, maka dia akan mulai berlaku seperti Yesus atau mengikuti ajarannya. Orang berubah karna ajarannya. Kembali ke gunung kawi, orang setelah berdoa, dia percaya bisnisnya akan sukses, kemudian dia menghidupi kepercayaan tersebut dan mengusahakan bisnisnya lebih baik. Bisa jadi inilah yang membuat gunung kawi sukses. Lagipula kalau anda tidak percaya bahwa bisnis anda akan sukses, kenapa anda melakukan bisnis tersebut? Jadi iman seseorang akan mempengaruhi tindakan orang tersebut.   

Menghindari Outcome Bias

Dari uang, pengalaman dan keberuntungan. Saya merasa hal paling dasar yang harus kita kejar adalah pengalaman. Tidak punya uang untuk buka usaha, carilah pengalaman dengan bekerja untuk orang lain terlebih dahulu. Tidak punya pengalaman, ya mulailah mencoba atau ikut orang dahulu. Tidak yakin dengan keberuntungan, belajarlah dengan baik dan kumpulkan pengalaman. Maksud saya logika saja, kalau tidak punya uang, ya kerja dulu. Kalau tidak punya keberuntungan, ya kumpulkan, tapi gimana cara mengumpulkan keberuntungan?

Hindari melihat hasil atau outcomenya, namun kumpulkan dan pelajari pengalaman keberhasilan dan kegagalan dia selama ini. Lihat proses jatuh bangunnya, lihat proses perjuangannya dan ikuti proses-proses ini. Kita mencari tahu apa yang membuat dia gagal dan kita buat rencana untuk mengatasi hal tersebut. Kita cari tahu apa yang membuat dia berhasil dan kita pelajari bagaimana agar itu bisa membantu kondisi kita. Anda tidak mungkin langsung 100% berhasil menjalani ini. Ingatlah pepatah bijak ini "Semakin kamu banyak berkeringat saat berlatih, semakin sedikit kamu berdarah saat bertempur". Jangan hanya melihat orang itu pulang dengan selamat dari perang dan membawa kekayaan yang luar biasa. Pelajarilah perperangannya dan alasan-alasan dia selamat, pelajarilah bagaimana dia berlatih dan bertempur.

Note : 

  1. Kepercayaan atau iman adalah hal penting dalam kehidupan, misalkan ada sebuah kursi. Bila anda tidak memiliki kepercayaan bahwa kursi tersebut dapat menahan beban anda, saya jamin anda tidak akan duduk di kursi tersebut.
  2.  Start Small, jangan banyak berpikir. Kalau ada ide dicatat di kertas, jangan disimpan dipikiran. Otak kita ini memiliki kapasitas yang sangat terbatas. Jadi jangan berpikir terlalu keras dan mulailah dari hal-hal kecil

Komentar