Investasi yang Bertumbuh atau Berbunga atau Keduanya, Sebuah Perspektif Dalam Berinvestasi

Saya sering mendapat pertanyaan, "Pak, Investasi yang menguntungkan itu bagaimana ya?". Semua tergantung pada tujuan investasi. Seringkali orang salah mengira bahwa investasi adalah cara instan untuk dapat uang. Perkiraan itu tidak salah tapi harus diingat bahwa "HIGH RISK, HIGH RETURN" Semakin besar resiko yang dimiliki sebuah produk investasi maka resikonya makin besar. Ketika sadar akan hal ini maka tahap pertama sudah aman.

Maka saya akan melanjutkan pada pertanyaan kedua yang sering muncul "Kenapa kok saya jual beli reksa dana saya malah makin kecil profitnya ya?" *Reksa Dana Pasar Uang*

Photo by Scott Webb from Pexels

Hal ini dikarenakan reksa dana itu sebuah produk yang bertumbuh, anggaplah seperti sebuah bibit. Kamu pada harga Rp. 10.000 membeli sebuah bibit yang baru bertunas kecil, dan kamu memperoleh 10 bibit. Kemudian bibit itu bertumbuh dan memiliki daun, kemudian kamu jual dengan harga 12.000 karna harga pasarnya segitu. Kemudian kamu bisa membeli lagi dengan harga yang sama Rp.12.000 tapi bedanya adalah kamu hanya mendapat 9 bibit. 

Investasi yang Bertumbuh

Reksa dana adalah sebuah investasi yang bertumbuh, dan reksa dana yang dilihat adalah pertumbuhannya.  Seperti reksa dana saham, kita membeli sebuah bibit pohon. Namanya juga bibit pohon, bibit tersebut bisa gagal tumbuh atau tidak bertumbuh atau bertumbuh lebat. Semua tergantung pada kondisi lingkungan yang ada. Setiap bibit pohon pasti ada resikonya masing-masing. Untuk Reksa Dana pasar uang yang bertumbuh pelan tapi pasti, bisa diibaratkan sebuah pohon yang sangat kuat bertumbuh di manapun dia berada. Tetapi, pohon kuat ini bertumbuh sangat pelan, Momen paling menguntungkan adalah saat kamu beli ketika dia baru pertama kali dikenalkan di pasar.

Photo by Burak K from Pexels

Lalu ada reksa dana saham, yang bisa kita ibaratkan sebagai sebuah tanaman cabai. Cabai bisa bertumbuh banyak dan bahkan bisa gagal semua tergantung pada musim. Kalau saham kondisinya melihat pada harga saham yang ada di pasar. Moment terbaik adalah beli pada saat harga saham yang ada pada portofolio reksa dana tersebut rendah. Resiko reksa dana saham dibandingkan saham adalah kita tidak akan memperoleh bunga/buah seperti yang ada di dalam saham, atau istilahnya resminya adalah deviden. Sekali lagi hal ini tergantung kondisi ya, saya ambil reksadana secara umum. Karena ada reksadana yang membagi deviden nya dengan memberikan unit tambahan pada reksadana tersebut. 


Investasi yang Berbunga

 Investasi yang berbunga adalah investasi yang tidak merubah harga dari barang yang kamu miliki tetapi kamu dapat hasil dari sana. Contoh tabungan di bank, kita menabung dan memperoleh bunga. Bunga inilah buah yang kita dapatkan. Tetapi kita lihat bunga bank, kita dapat 4%. Perhatikan di sini, 4% itu per tahun ya. Sedangkan bila bunga pinjam 4% itu per bulan. Jadi jangan berpikir bahwa akan mencari pinjaman dengan bunga rendah dan masukan di bank. Kemudian akan ada pajak bunga yang dibebankan pada kamu sebesar 10-20% (Saya tidak ingat angka persisnya) dan biaya administrasi yang harus kamu bayarkan.

Kita pikirkan saja bagaimana mencari bunga yang lebih tinggi. Contoh di aplikasi peer-to-peer lending seperti akseleran. Tapi carilah peer-to-peer lending yang diawasi oleh OJK ya. Perhatikan list ini 

https://www.ojk.go.id/id/kanal/iknb/data-dan-statistik/direktori/fintech/Pages/-Direktori-Fintech-(Peer-To-Peer-Lending)-per-Januari-2020.aspx

 


 

Pastikan p2p lending yang kamu gunakan diawasi dan terdaftar di OJK. Bunganya variatif, mulai dari 10% per tahun hingga 22% per tahun(bedasarkan pengalaman pribadi). Tetapi ingat dengan menggunakan p2p lending ada kemungkinan uang kamu tidak kembali. Kemungkinannya kecil sih, intinya saya mengajarkan hal yang sama "HIGH RISK, HIGH RETURN" Sehingga ada baiknya uang sisa saja yang kamu masukan di sana atau uang yang kamu rela hilang.

 

Bertumbuh dan Berbunga 

Kemudian kita juga tahu ada jenis investasi yang memiliki keduanya seperti saham. Saham memiliki 2 hal yaitu nilai dari saham tersebut dan deviden yang dibagikan. Jadi ibarat pohon, harga pohonnya bisa berubah-ubah dan bisa memberikan padamu buah yang bisa kamu nikmati atau tanam di saham lain.
 
Beda dengan p2p lending adalah bila di lending nilai yang kamu pinjamkan tidak berubah. artinya Rp. 3.000.000 akan dikembalikan Rp. 3.000.000 + bunga. Sedangkan saham nilai 3.000.000 bisa kembali menjadi 3.125.000 + deviden. Anggaplah bunga dan deviden memberikan hasil yang sama, maka saham jelas lebih menguntungkan bagi kamu. Tetapi ingat prinsipnya ya,"HIGH RISK, HIGH RETURN". Harga saham tersebut bisa jadi 2.750.000 + deviden. Karna harga saham fluktuatif dan sangat bergantung pada kondisi pasar saham dan ekonomi. Untuk mengurangi resiko sama seperti yang saya suruh lakukan di p2p lending, lakukan analisa terlebih dahulu.  
 
Cari saham yang sehat, sehingga saat ekonomi dan pasar saham bergolak kamu akan santai-santai saja. Cek artikel saya

Cara lihat saham yang sehat.

Semoga yang saya tulis membantu dalam memilih investasi dan mengenali resiko-resiko yang ada. Jangan menggunakan uang dapur untuk investasi ya.
Jangan Serakah.
Mulai dari yang resiko kecil terlebih dahulu.
Bersabarlah dan belajar sabar dalam investasi.

Komentar